Minggu, 19 Januari 2014

Resensi Novel Negeri 5 Menara

Judul Novel : Negeri 5 Menara
Pengarang : A.Fuadi
Resensi Novel Negeri 5 MenaraPenebit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Oktober 2010
Kota Terbit : Jakarta
Jumlah Halaman : 424 hal

Novel Negeri 5 Menara ini merupakan novel best seller, novel ini menceritakan kisah lima orang sahabat yang yang mondok di sebuah pondok pesantren di ponorogo, yaitu Pesantren Madani (PM).
Kelima sahabat dan merupakan tokoh utama tersebut diantaranya ; Alif Fikri yang berasal dari Padang, Atang berasal dari Bandung Jawa Barat, Raja dari Medan, Dulmajid dari daerah sumenep, Said dari kota Mojokerto, dan Baso dari Sulawesi Selatan. Kelima sahabat ini bersama-sama mengarungi kehidupan pendidikan di Pesantren Madani baik suka maupun duka, asam maupun manis.

Alif Fikri merupakan seorang yang sangat ingin sekolah SMA di Bukittinggi dengan bekal nilai ujian yang cukup bagus. Namun mimpinya sirna, karena amaknya tidak mengijinkannya. Amak mengiginkan Alif sekolah di Madrasah Aliyah yang berbasis agama, karena amak ingin Alif menjami Ustadz. Alif sebenarnya berberat hati, tapi akhirnya ia menuruti amaknya dan melanjutkan pendidikan di Pesantren Madani. Pada mulanya, Alif sangat kaget dengan kehidupan di PM yang sangat disiplin. Namun, seiring berjalannya waktu, ia ikut lebur dalam kehidupan di PM bersama dengan kelima sahabatnya.  Niatan setengah hatinya kini menjadi bulat. Di bawah menara PM inilah mereka berlima justru menciptakan mimpi-mimpi dan imajinasinya menatapi langit dan merangkai awan-awan menjadi negeri impian. Mereka yakin kelak impian itu akan terwujud. Mereka semua percaya pada sebuah MANTRA yang mereka dapatkan dari Kyai Rais (Guru Besar PM) yaitu MAN JADDA WAJADA; siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.

Kelebihan Novel ini adalah merubah pola pikir kita akan pandangan tentang pendidikan di pesantren yang hanya mempelajari agama saja. Karena dalam novel ini selain belajar ilmu agama, ternyata juga belajar ilmu umum seperti Kesenian, Bhs.Inggris, Bhs.Arab, dsb. Pelajaran yang terpenting dari novel ini adalah "Jangan pernah meremehkan sebuah impian setinggi apapun itu, karena Allah Maha Mendengar doa para umat-NYA"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar